11 Agustus 2011

Penipuan di Dunia Numismatik

SEJAK meluncurkan blogstore UangLama.com pada pertengahan 2009 lalu, saya sering mendapat email, SMS, bahkan telepon aneh-aneh. Bagaimana anehnya? Sebagai contoh, ada seseorang menelepon menanyakan uang kertas Rp100 tahun 1974. Tanpa membuka katalog pun saya ingat betul kalau uang yang ditanyakan itu tidak ada. Tapi si Bapak ngeyel. Ia bahkan berpesan untuk segera menghubunginya bila saya sudah dapat uang yang dimaksud.

Lalu ada lagi seorang bapak dari Kalimantan menanyakan uang pecahan Rp100 tahun 1992 bergambar kapal layar. Mulanya saya kira yang dimaksud uang Rp100 bergambar perahu phinisi. Tapi ternyata ia benar-benar mencari Rp100 bergambar kapal layar, bukan perahu phinisi. Usut punya usut, rupanya si Bapak mendapat info kalau bisa memperoleh uang itu bakal kaya raya karena selembar dihargai jutaan rupiah.

Alhasil, si bapak pun sempat merugi setelah terlanjur membeli 10 gepok/bendel uang Rp100 tahun 1992 yang dikiranya uang kapal layar.

Pak Wisnu, kolektor senior sekaligus penjual uang lama yang membuka lapak di Pasar Klithikan Wirobrajan, Yogyakarta, punya cerita lebih seru. Ia sangat sering didatangi orang yang menanyakan uang yang tidak pernah ada. Seperti uang Rp100 kertas tahun 1991, uang logam bergambar Soekarno, dll. Karena uang-uang tersebut memang tidak pernah ada, Pak Wisnu memberi penjelasan pada orang sambil menunjukkan katalog uang kertas.

Busa Mulut
Fenomena apa ini? Beberapa kolektor dan penjual uang lama yang saya tanyai tentang masalah ini kompak berkata kalau hal tersebut ulah sindikat. Entah sindikat apa, yang jelas mereka menyebarkan berita bohong dengan iming-iming kekayaan. Modusnya, mereka meminta tolong ke sebanyak mungkin orang untuk mencarikan uang tertentu, katakanlah uang Rp100 kapal layar. Nah, kepada orang-orang tersebut mereka bilang akan membelinya dengan harga sangat tinggi, biasanya sampai kisaran jutaan rupiah per lembar.

Mendengar tingginya harga yang dijanjikan, jelas banyak orang kemudian tergiur dan mencari-cari uang yang dimaksud. Tapi tentu saja mereka tidak akan pernah mendapatkannya karena uang tersebut memang tidak pernah dicetak oleh Bank Indonesia. Setelah capek berburu dengan hasil nol, orang-orang yang mencari ini kemudian digiring pada opini bahwa uang yang dicari itu memang benar-benar langka, karena itulah harganya sangat mahal. Puncaknya, para korban lantas diarahkan untuk membeli ke seseorang yang memiliki uang dimaksud.

Kalau sudah begini, kemungkinan penipuannya ada dua. Pertama, si pemilik uang tersebut adalah bagian dari sindikat; dan kedua, uang yang dimilikinya adalah uang palsu karena bukan uang resmi yang dikeluarkan Bank Indonesia. Apapun yang terjadi, jelas itu sebuah penipuan. Korban sudah banyak berjatuhan, jangan sampai Anda ikut terjebak permainan licik seperti ini.

Jadi, berhati-hatilah bila menerima kabar tentang harga uang lama yang bombastis semacam itu. Bukannya untung, bisa-bisa malah buntung. Agar terhindar dari penipuan bermodus uang lama begini, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan kolektor atau penjual uang lama yang lebih paham tentang uang lama. [eko/uanglama.com]
BAGIKAN ARTIKEL INI
loading...

0 comments: